1. ISU-ISU SOSIAL DAN ETIKA SISTEM INFORMASI

    Etika mengacu pada prinsip-prinsip benar atau salah mengenai apa yang dilakukan seorang individu sebagai makhluk moral yang bebas, yang digunakan untuk membimbing perilakunya. Sistem informasi mempertanyakan pertanyaan etika yang baru, baik secara individu maupun bermasyarakat karena menciptakan peluang dalam melakukan perubahan sosial yang mendalam dan sekaligus mengancam eksistensi distribusi keuasaan,uang, han, dan kewajiban. 

        Isu etika, sosial, dan politis sangat terkait satu sama lainnya. Dilema etika yang dihadapi oleh seorang manajer sistem informasi biasanya timbul dalam perdebatan sosial dan politik, pengenalan teknologi informasi yang baru memiliki dampak yang seperti gelombang, menimbulkan isu etika, sosial, dan politis baru yang harus ditangani di tingkat individu, sosial dan politis. Isu ini memiliki lima dimensi moral yaitu hak dan kewajiban informasi, hak dan kewajiban kepemilikan, kualitas sistem, kualitas hidup, akuntabilitas dan pengendalian.

    5 Dimensi moral di era informasi
Isu etika, sosial, dan politik yang diangkat oleh sistem informasi, tercakup dalam 5 dimensi moral sebagai berikut :
  1. Hak dan kewajiban informasi. Hak informasi (information right) apa yang dimiliki individu dan organisasi? Apa yang dapat dilindungi hak tersebut? Apakah kewajiban individu dan organisasi yang berkaitan dengan informasi ini?
  2. Kepemilikan hak dan kewajiban. Bagaimana hak kekayaan intelektual pribadi tradisional dilindungi dalam sebuah masyarakat digital dimana melacak dan menghitung hak kepemilikan sulit dilakukan dan mengabaikan hak-hak pribadi menjadi sangat mudah?
  3. Akuntanbilitas dan pengendalian. Siapa yang dapat dan akan dituntut akuntabilitas dan tanggung jawabnya atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi individu dan kolektif serta hak-hak pribadi.
  4. Kualitas sistem. Standar kualitas sistem dan data apakah yang harus dipenuhi untuk melindungi hak pribadi dan keamanan masyarakat? 
  5. Kualitas hidup. Nilai apa yang harus dilindungi dalam sebuah masyarakat yang didasarkan pengetahuan teknologi? Institusi mana yang harus dilindungi dari kejahatan? Nilai dan praktik budaya mana yang harus didukung oleh teknologi informasi yang baru?
Tren utama teknologi yang meningkatkan isu etika. 
Isu etika telah mendahului teknologi informasi sejak lama. Namum, teknologi informasi telah meningkatkan perhatian tentang isu etika, menganggu kehidupan sosial yang ada.


  • ISU ISU SOSIAL

Isu-isu sosial mengenai kebebasan pribadi menaruh perhatian pada perkembangan “pengharapan kebebasan pribadi” atau norma-norma kebebasan pribadi, dan sikap punlik. Dalam wilayah kehidupan apa kita, sebagai masyarakat, harus mendorong orang-orang untuk berfikir bahwa mereka ada pada “wilayah pribadi” sebagai lawan dari sudut pandang public? Misalnya, haruskah kita sebagai seorang anggota masyarakat mendukung orang-orang untuk mengembangkan pengharapan kebebasan pribadi sewaktu menggunakan e-mail, telepon seluler, bulletin board, system posral, tempat kerja, atau jalan raya? Haruskah pengharapan-pengharapan kebebasan pribadi meluas sampai menimbulkan konspirator kejahatan?

  • ISU ISU ETIKA

    Isu-isu etika mengenai kebebasan pribadi dalam era informasi ini adalah sebagai berikut: Dalam kondisi apa saya (Anda) dianggap menyerang atau melanggar kebebasan pribadi seseorang? Peraturan-peraturan apa yang berbicara mengenai interferensi kehidupan  orang lain melalui pengawasan secara diam-diam, melalui penelitian pasar, atau melalui medium apa pun? Apakah kita perlu memeberitau orang yang bersangkutan jika ingin mengambil data-data informasi dirinya? Haruskah kita mengumumkan kepada orang-orang bahwa kita menggunakan informasi yang terkumpul untuk tujuan review karyawan.

  • ISU ISU POLITIS

    Isu-isu politik mengenai kebebasan pribadi menaruh perhatian pada perkembangan perundang-undangan yang mengatur relasi antara pemegang dokumen/catatan dan individu. Haruskah kita mengizinkan FBI untuk mengawasi e-mail agar bisa melacak penjahat atau teroris.


2. ENAM PRINSIP ETIKA YANG DIPERLUKAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS ATAU SESUAI ETIKA :

Prinsip Utilialirisnm

  • Kemunculan teori utilitarianisme merupakan pengembangan dari pemahaman etika teleologi yang dikembangkan terutama oleh tokoh-tokoh besar pemikiran etika dari Eropa seperti Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873) (Ludigdo, 2007), Erika teleologi ini, juga dikenal sebagai etika konsekuensialisme, yang memiliki pandangan mendasar bahwa suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan tujuan atau akibat dilakukannya tindakan tersebut. Namun dalam pemahamannya tidak mudah untuk menilai baik buruknya tujuan atau akibat dari suatu tindakan dalam kerangka etika, sellingga muncullah varian darinya yaitu egoisme dan utilitarianisme. Etika egoisme menilai haik buruknya tindakan dari tujuan dan manfaat tindakan tersebut bagi pribadi-pribadi. pada akhirnya egoisme cenderung menjadi hedonisme, karena setiap manfaat atas suatu tindakan pribadi-pribadi yang berdasarkan kebahagian dan kesenangan demi memajukan dirinya sendiri tersebut biasanya bersifat lahriah dan diiukur berdasarkan materi.Sementara itu utilitarianisme berkebalikan dengan dari egoisme. Utilitarianisme atau utilitarisme yang berasal dari kata Latin utilis yang berarti"bermanfaat", berpandangan bahwa suatu perbuatan atau tindakan adalah haik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Jadi utilitarianisme ini tidak boleh dimengerti dengan cara egoistis. Konsep dasar moral untuk menentukan haik buruknya suatu perbuatan menurut pemikiran utilitarianisme adalah the greatest happiness of the greatest number. kebahagian tertxsar dari jumlah orang terbesar
Prinsip Universalism

  • Berbeda dengan pandangan utilarian yang menekan aspek hasil suatu keputusan universalisme memfokuskan diri pada tujuan suatu keputusana atau tindakan. prinsip kunci yang mendasari universalisme adalah prinsip kant mengenai imperative kategoris prinsip ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
  • Seseorang harus memilih untuk bertindak hanya jika ia berkenan untuk memberi kesempatan setiap orang dalam situasi yang sama untuk membuat keputusan yang sama dan bertindak dengan cara yang sama
  • Orang lain harus diperlakukan sebagai tujuan yang dihargai dengan penuh martabat dan penghormatan tidak semata sebgai alat untuk mencapai tujuan. Sebagai konsekuensinya pendekatan ini memfokuskan diri pada kewajiba yang harus dilakukan seorang individu terhadap individu lain

Prinsip Rights
  • Pendekatan hak terhadap etika menekankan sebuah nilai tunggal, kebebasan. Agar disebut etis, keputusan - keputusan dan tindakan harus didasarkan pada hak - hak individu yang menjamin kebebasan memilih. Pendekatan ini berkeyakinan bahwa individu memiliki hak hak moral yang bersifat tidak dapat ditawar-ditawar
  • Hak ini pada gilirannya membwa kepada kewajiban yang saling menguntungkan diantara para pemegang hak tersebut. Dengan demikian para pekerja memiliki hak untuk medapatkan upah yang adil dan lingkungan kerja yang aman. Para majikan memiliki hak untuk berharap agar perdagangannya tetap rahasia dan tidak dibocorkan oleh para pekerjaanya.
  • Pendekatan hak terhadap etika dapat disalah gunakan. Sejumlah individu mungkin bersikeras mengatakan bahwa hak-hak mereka memiliki prioritas yang lebih tinggi dibanding hak orang lain.
Prinsip Justice
  • Prinsip keadilan juga sangat diperlukan dalam etika bisnis. ini artinya dalam prakteknya setiap orang yang melakukan bisnis memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama artinya tidak akan ada pihak yang dirugikan
  • Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama dan bertindak ahli dalam memberikan pelayan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok
Prinsip Virtue Ethics
  • Virtue ethis attau etika moralitas adalahh tradisi yang tergolong pada etika philosofi yang menitikberatkan kepada detail dari kebaikan yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Virtue ethics melakukan pendekatan terhadap etika yang menekan karakter agen daripada aturan atau konsekouensi, Sebagai elemen kunci dari pemikiran etis hal ini berbedan dengan konsekuenalisme yang menyatakan bahwa konsekuensi dari tindakan tertentu membentuk dasar bagi penilaian moral yang valid tentang tindakan dan tata susila.
Prinsip Relativitas Etika
  • Relativisme etika merupakan paham atau aliran pemikiran filasafat yang secara tegas menolak pendapat yang mengatakan bahwa norma etika berlaku untuk semua orang dimanasaja.
  • Pengertian lain Shomali telah memberikan deifinisi yang cukup mudah dipahami yaitu relativisme etika adalah pandangan bahwa tidak ada prinsip etika yang benar secara universsal kebenaran semua prinsip etika bersifat relatif terhadap budaya atau individu tertentu
  • Tidak sedikit filsif yang menganut aliran ini. Protagoras misalnya mengatakan bahwa benar salahnya sesuatu tergantung pada individu yang memberi penilaian. Engels menyatakan bahwa penilaian moral tergantung pada kelas sosial tertentu
  • Kesimpulan dari paham ini adalah, tindakan yang dianggap tidak beretika di satu tempat tidak bisa ditetapkan sebagai etika di tempat lain. Karena beda suku, budaya dan bahasa maka beda pula standariasasi etikanya.

EtEtika di dalam Masyarakat Informasi
Konsep Dasar: Responbilitas, akuntabilitas, dan liabilitas
Pilihan etika adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh individu yang bertanggung jawab terhadap konsekuensi dan tindakannya. Responbilitas  adalah elemen utama dari tindakan etika. Responbilitas memiliki arti bahwa anda menerima kemungkinan biaya yang akan timbul, tugas, dan kewajibas atas keputusan yang anda buat. Akuntabilitas adalah fitur dari sistem dan institusi soail yang berarti ada mekanisme yang sesuai untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab mengambil tindakan dan siapa yang bertanggung jawab terhadap keputusan tersebut. Sistem dan institusi yang tidak mampu menemukan orang yang pantas melakukan tindakan tertentu pada dasarnya tidak mampu memberikan analisis etika ataupu tindakan etika. Liabilitas  merupakan perluasan konsep dari responbilitas yang mengarah lebih jauh ke bidang hukum. Liabitias merupakan fitur dari sistem politik di mana suatu badan hukum di suatu tempat mengizinkan seseorang untuk menerima perbaikan kerusahan yang terjadi pada dirinya yang disebabkan oleh orang lain maupun organisasi.


3. Jelaskan mengapa begitu sulut menuntut pertanggung jawaban terhadap kerusakan atau kegagalan perangkat lunak, dan bagaimana seoarang karyawan bidang SI menghadapi hal ini.

Karena manajemen risiko merupakan faktor penting terhadap kegagalan proyek perangkat lunak jika tidak dikelola secara tepat waktu dan efektif. Karena tidak ada yang bisa diprediksi bahwa apa yang akan terjadi di masa depan jadi kita harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan saat ini untuk menghadapi situasi yang tidak pasti di masa depan. Dan juga kebanyakan pembuat software tersebut berada di luar negeri, sehingga sulit untuk memperbaiki secara langsung.